ARTICLE AD BOX
Mantan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (FK Unud) ini mengatakan perkembangan teknologi saat ini telah ikut mengubah pola asuh orangtua kepada anak balitanya. Balita sekarang cenderung diasuh oleh layar (screen) dibanding orangtuanya sendiri. Tak jarang orangtua dan anak-anaknya asyik dengan gawai masing-masing.
“Sekarang pengasuhan digantikan oleh screen, sehingga banyak yang tumbuh kembangnya tidak bagus,” ujar Prof Soetjiningsih ditemui di saat launching buku di PSTKA MASADINI, Denpasar. Screen time yang berlebihan, kata Prof Soetjiningsih, telah terbukti mengakibatkan anak mengalami gangguan perkembangan, khususnya gangguan keterlambatan bicara (speech delay). Hal itu biasanya sudah terlihat sejak anak menginjak usia 2 tahun. Karena itu, Prof Soetjiningsih mengingatkan sebelum anak berusia 2 tahun screen time sangat tidak diperbolehkan.
“Lebih baik anak diajarin ngomong, sosialisasi, mengelola emosi. Setelah dua tahun baru boleh screen time, tapi maksimal satu jam dan itupun dengan pendampingan,” tegas istri mantan guru besar Bahasa Inggris Universitas Udayana Prof Dr Made Budiarsa MA ini. Ibu tiga anak ini mengingatkan usia balita adalah usia emas pertumbuhan fisik dan mental anak. Perkembangannya di usia ini sangat menentukan hingga anak dewasa, sehingga pertumbuhannya perlu dikawal betul-betul.
Buku ‘Balitaku Harapanku’ dikemas sederhana, namun menarik. Topik yang disajikan merupakan hal-hal yang perlu diketahui para orangtua di luar sana agar buah hatinya tumbuh optimal. Mulai saat mengandung buah hati sampai memberikan pendidikan di usia dini. Menurut Prof Soetjiningsih yang 40 tahun berkarier sebagai dokter anak, balita harus mendapat kebutuhan dasar asuh, asih, dan asah (3A). Anak-anak harus mendapatkan gizi yang cukup sesuai kebutuhannya, kasih sayang, dan mendapat stimulus yang tepat seperti bermain dan membaca bacaan edukatif.
Di dalam buku setebal 75 halaman ini, Prof Soetjiningsih juga menyampaikan pentingnya anak balita mengikuti vaksinasi lengkap agar terhindar dari penyakit yang membuat pertumbuhannya terganggu hingga mengakibatkan hal fatal seperti kematian. Salah satu pendiri PSTKA MASADINI ini mengingatkan para orangtua untuk tidak membentak anak apalagi sampai memukul. Kasih sayang yang penuh, menurut Prof Soetjiningsih akan membentuk anak jadi pribadi welas asih dan mampu bersikap sama kepada orang lain.
“Anak lahir bukan atas permintaan dia loh ya, anak lahir adalah kehendak Tuhan,” pesan nenek enam cucu ini. Prof Soetjiningsih berpesan kepada para orangtua agar memberikan waktu yang cukup bersama anak. Meski beberapa orangtua yang mampu secara ekonomi menitipkan anaknya di tempat penitipan anak (day care), tetap menurut Prof Soetjiningsih pengasuhan oleh orangtua adalah kunci bagaimana anak tumbuh kelak. Baik tidaknya anak tidak bisa dipungkiri bermula dari pola asuh di rumah. “Saran saya kepada orangtua jangan cuma cari makan untuk anak tapi melalaikan pendidikan anak,” ujar Prof Soetjiningsih. 7 adi