ST Gerenceng Siap Getarkan Malam Pangerupukan dengan Cerita Ramayana Diiringi Baleganjur

22 hours ago 2
ARTICLE AD BOX
I Ketut Andiko Prawira Dinata, Ketua ST Gerenceng, menegaskan pentingnya menjaga tradisi dengan gamelan baleganjur sebagai elemen utama malam pangerupukan.

Dalam rangka menyongsong Tahun Baru Caka 1947, ST Gerenceng sudah mulai mempersiapkan pembuatan Ogoh-Ogoh sejak pertengahan Desember 2024. Hingga pertengahan Januari 2025, progres pengerjaan telah mencapai 70 persen. Tahap akhir meliputi pengecatan, pemasangan aksesoris, detail, serta penyempurnaan tapel.

"Kami mulai lebih awal dengan sistem kerja cepat. Tahun lalu, kami belajar dari pengalaman di mana waktu finishing tidak cukup sehingga gagal mendapatkan penilaian maksimal di tingkat kota Denpasar," ujar Ketut Andiko. 

Untuk tahun ini, pihaknya merencanakan partisipasi dalam lomba Ogoh-Ogoh di tingkat kota yang menggunakan sistem "tarung bebas," tanpa batasan kecamatan.

Mengusung cerita Ramayana, Ogoh-Ogoh ST Gerenceng tahun ini menghadirkan tiga tokoh utama yaitu Dewa Kuwera, wahana Dewa Kuwera yakni Wilmana, serta Rahwana. Adegan yang ditampilkan menggambarkan upaya Rahwana merebut kendaraan milik Dewa Kuwera.

"Anggaran kami untuk Ogoh-Ogoh tahun ini berkisar antara Rp 20 hingga 30 juta. Dalam sistem tarung bebas ini, kami berharap bisa bersaing secara sehat, baik dengan peserta unggulan maupun pemula," lanjut Ketut Andiko.


Selain bersiap di tingkat kota, ST Gerenceng juga mempersiapkan diri untuk lomba di tingkat Desa Pemecutan Kaja. Mereka bertekad memberikan penampilan maksimal, tak hanya sebagai bentuk kompetisi tetapi juga wujud pelestarian budaya.

I Ketut Andiko mengapresiasi keberlanjutan penggunaan bahan ramah lingkungan untuk pembuatan Ogoh-Ogoh dalam satu dekade terakhir. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa kehadiran gamelan baleganjur perlu dilestarikan. Bagi mereka, penggunaan sound system tidak dilarang, tetapi penerapannya harus tepat dan tidak menghilangkan esensi tradisional.

"Kami ingin nuansa malam pangerupukan tetap bergetar dengan gamelan baleganjur, menjaga semangat tradisi dan nilai budaya yang khas," ungkapnya.

Dalam menyambut Tahun Baru Caka 1947 yang bertepatan dengan rentetan hari raya besar seperti Tumpek, Galungan, Kuningan, dan Idul Fitri, ST Gerenceng berharap agar tahun ini menjadi momentum penuh berkah serta memperkuat toleransi antarumat beragama.

Melalui persiapan matang dan semangat menjaga tradisi, ST Gerenceng optimis memberikan kontribusi terbaik dalam melestarikan budaya Bali sekaligus menyambut tahun baru dengan penuh harapan dan keharmonisan. *m03

Jadikan artikel untuk NusaBali sesuai kaidah jurnalistik

STG ( St. GerenCeng), Banjar gerenceng pemecutan kaja- kecamatan Denpasar Utara yang berlokasi di jalan Sutomo menolak sound sistem dalam menyambut tahun Baru Caka 1947. 

I ketut Andiko prawira Dinata selaku ketua STT mengatakan, tahun 2025 ini kami mulai start pembuatan Ogoh " sejak pertengahan Desember 2024 lalu, terhitung sudah 70% pengerjaan hingga pertengahan Januari 2025, tinggal memasuki tahap finishing cat/ warna, tapel, masang aksesoris dan detailnya. Rencana kami ikut sertakan lomba Ogoh" di tahun 2025 dalam ajang tarung bebas. Kami start awal &  sistem gerak cepat karena bercermin/ pengalaman dari tahun 2024 lalu kami kehabisan waktu dalam finishing Ogoh" sehingga gagal dalam penilaian di tingkat kota Denpasar waktu lalu. 

Untuk dana Ogoh" tahun 2025 kami, anggarkan 20-30 juta. Dimana kami menampilkan 3 tokoh karakter yang terdiri dari dewa kuwera, kendaraan / wahana dewa kuwera yakni wilmana dan Rahwana. Kami mengambil konsep Ramayana dalam adegan Rahwana mau merebut kendaraan dewa kuwera. 

Adanya tarung bebas bagi kami, ini bagi kami merupakan yang fer karena tidak mengambil dari per kecamatan seperti tahun lalu, disini kami benar" ikut lomba dan terjun melawan peserta yang memang unggul dan Masih pemula. Kami di STT gerenceng menampilkan karya yang maksimal. Karena selain di kota kami juga mempersiapkan diri untuk lomba di tingkat desa pemecutan Kaja. 

Harapan saya dalam menyambut tahun Baru 1947 apalagi berbarengan dengan rentetan hari raya seperti tumpek, Galungan, Kuningan & idul Fitri semoga tahun baru Caka menjadi tahun yang penuh berkah dan menjadi toleransi bagi umat beragama. 

Dengan berjalannya 10 tahun Ogoh" menggunakan bahan ramah lingkungan tentunya kami juga memperhatikan fenomena sounds sistem disini kami ingin gamelan blaganjur tetap di lestarikan, bagi kami sound sistem tidaklah salah hanya penggunaan harus tepat dan sesuai, karena kami ingin nuansa malam pengerupukan bergetar dengan gamelan blaganjur. 

Read Entire Article