ARTICLE AD BOX
Oleh karena itu, Megawati menginginkan seluruh anggota DPRD dari PDIP ibarat pasukan yang banyak, solid, pintar, disiplin dan selalu turun ke bawah.
Hal ini disampaikan Megawati ketika memberikan pengarahan saat Bimbingan Teknis (Bimtek) anggota DPRD dari seluruh Indonesia di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (24/1). Megawati meminta agar kader PDIP, apalagi para anggota dewan agar rajin membaca buku termasuk buku-buku pemikiran Soekarno yang banyak menginspirasi. "Gembleng diri dengan baca pemikiran Bung Karno. Para founding fathers telah membikin konsepsi negara paripurna. Sehingga Partai harus terus bersemangat karena mengikut ajaran Bung Karno. Partai harus bergairah dan penuh disiplin," kata Megawati.
Megawati juga mengingatkan dirinya selalu mengingatkan kader termasuk yang duduk di legislatif, agar selalu mengikuti arahan bila tidak mau ikut maka sebaiknya lebih baik keluar dari Partai. "Anggota dewan PDIP harus memiliki rasa. Yang mencerminkan hati, yang memancar dari mata," tambah Presiden Kelima RI tersebut. Dalam pengarahan tertutup tersebut, Megawati meminta peserta untuk berdiri dan menanyakan apa yang diinginkan mereka ketika bergabung dengan PDIP.
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri berbicara di depan para Anggota DPRD se-Indonesia –ANTARA
Megawati kemarin mendapat kejutan ucapan selamat ulang tahun ke-78 dari sekitar 3.000 kader PDIP yang berkumpul di acara bimbingan teknis (Bimtek) anggota DPRD dari seluruh Indonesia. Megawati pun, tak bisa menutupi rasa bahagia dan sukacita ketika kejutan itu dimunculkan di sela-sela acara Bimtek tersebut. Awalnya, Megawati memberikan sambutan singkat setelah mendapat hadiah berupa lukisan dari para seniman tanah air. Lalu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Wakil Gubernur Jakarta terpilih Rano Karno dan kader PDIP Jojor Lamsihar Manalu memberikan aba-aba untuk para perwakilan anggota DPRD memberi kejutan ulang tahun ke Megawati.
Tumpeng sederhana untuk Megawati pun diangkat menuju panggung. Tak berselang lama, lagu ‘Selamat Ulang Tahun’ dari Jamrud diputar di dalam ruangan Bimtek. Sebanyak 3.000an kader PDIP yang merupakan anggota DPRD dari seluruh Indonesia berdiri dan bertepuk tangan meriah. Pembawa acara Jojor Manalu pun, memanggil perwakilan anggota DPRD dari PDIP dari Barat hingga Timur Indonesia. Megawati selanjutnya, memotong tumpeng sambil didampingi oleh perwakilan anggota DPRD dari PDIP.
Presiden kelima RI itu, tampak terlihat bahagia sambil melempar senyumnya. Sesekali, Megawati juga menari sambil dilantuni lagu ‘Selamat Ulang Tahun’. Megawati lalu memotong-motong tumpeng dan menaruh diwadah piring. Ketua DPP PDIP I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga dan Eriko Sotarduga terlihat mendampingi Megawati. Ketua Dewan Pengarah BRIN ini memberikan potongan tumpeng kepada seluruh perwakilan anggota DPRD. Tak hanya itu, Megawati juga memberikan potongan tumpeng kepada para seniman lukis. Para seniman lukis sendiri memberi kejutan kepada Megawati berupa lukisan yang menggambarkan tentang sosok Putri Proklamator RI Ir.Soekarno. Para seniman itu, lantas memajang hasil karyanya di atas panggung acara Bimtek. Megawati kemudian dipersilakan menyaksikan satu persatu lukisan yang dipersembahkan untuknya.
Megawati didampingi Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, serta jajaran elite PDIP lainnya seperti Komarudin Watubun, Djarot Saiful Hidayat dan Wakil Gubernur Jakarta terpilih Rano Karno menengok lukisan tersebut. Ada sebuah lukisan Megawati dimana sebuah puisi tertulis di dalamnya. “Dalam setiap keindahan ada mata memandang. Dalam setiap kebenaran ada telinga mendengar. Dalam setiap kasih selalu ada hati yang menerima,” demikian petikan isi puisi di dalam lukisan Megawati.
Interaksi pun terjadi, saat Megawati meminta dijelaskan mengenai makna dari lukisan yang ditampilkan salah satu seniman. Lukisan tersebut menggambarkan Megawati yang berada paling depan dengan memegang panah dan membidik sasaran. Megawati berdialog dengan sang pelukis yang memberitahu inspirasi lukisan itu adalah Srikandi yang berwajahkan Megawati. Dijelaskannya, bahwa Srikandi memiliki kemampuan memanah. Sang pelukis tersebut kemudian menyatakan jika Srikandi dipilihnya lantaran merupakan perempuan garda terdepan dalam perang untuk menaklukkan panglima musuh. Mendengar hal itu, Megawati lantas bertanya lagi ke sang pelukis.
“Saya mau nanya, darimana timbul inspirasi itu. Karena begini, saya orang Jawa juga loh, jadi ada namanya opo yo, jadi gini, di orang Jawa, kapan sudah ada keinginan, itu harus dilaksanakan. Pertanyaan saya, kalau (sosok Srikandi di lukisan) ini adalah saya, jadi saya disuruh melintheng (membidik) sopo?" tanya Megawati. Pertanyaan Megawati disambut tawa oleh ribuan kader PDIP yang hadir. Ada saja teriakan nama-nama tertentu yang keluar dari para kader. Si pelukis ternyata tak bersedia menyebut siapa sosok yang perlu dibidik oleh Megawati. Kepada Mega, ia mengaku tak berani menyebutkannya. “Wah bapaknya tak berani menyebut,” kata Megawati sambil tertawa. Megawati berpindah dari satu lukisan ke lukisan lainnya untuk menanyai makna lukisan. Megawati juga tertarik dengan lukisan yang menggambarkan sosok Banteng lucu yang berdampingan dengan sosok seperti Megawati.
Megawati bertanya mengapa sosok banteng tersebut digambarkan tak garang. Ternyata seniman yang melukis lukisan tersebut merupakan petugas PPSU Jakarta. "Cuman yang lucunya, kenapa ya? Ini kan niatnya banteng toh. Loh kok banteng iso ngguyu yo (kok banteng bisa tertawa ya)?," kata Megawati yang mengundang tawa lagi kader. “Lukisan ini bermakna bahwa kebahagiaan Ibu Megawati kalau bersama dengan para benteng,” jawab si pelukis. “Iya betul. Tapi saya merasa kok banteng kok gemuk ya?," ujar Megawati tersenyum dan lalu melihat lukisan lain. Beberapa seniman juga sempat menyampaikan keluhannya kepada Megawati dalam acara tersebut. Mereka menitipkan pesan agar lebih diperhatikan oleh pemerintah.
“Pasar seni sekarang kita minta diperhatikan. Selama ini kita hanya di pasar seni, hidup enggak mati juga enggak,” imbuh perwakilan pelukis. Hasto yang mendampingi Megawati kemudian menyatakan PDIP akan menugaskan Rano Karno sebagai Wagub Jakarta terpilih untuk mencatat keluhan para seniman, khususnya yang berasal dari Pasar Seni Ancol. Sementara mengenai Bintek, Hasto menjelaskan, PDIP adalah partai pertama yang menyelenggarakan Bimtek di tahun 2025 ini untuk terus menyalakan api perjuangan guna menghadapi berbagai tantangan. 7 k22