Hypocrisy Effect Dalam Keseharian

2 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Kondisi ini sering kali menyebabkan disonansi kognitif, yaitu ketegangan internal akibat ketidaksesuaian antara keyakinan dan perilaku. 

Menurut Leon Festinger, psikolog sosial terkenal asal Amerika Serikat dan salah satu pelopor dalam bidang psikologi sosial, hypocrisy effect dapat dimanfaatkan untuk mendorong perubahan perilaku, terutama ketika orang menyadari ketidaksesuaian tersebut. 

Dampak dalam kehidupan sehari-hari, antara lain, peningkatan kesadaran diri. Fenomena ini dapat meningkatkan kesadaran individu terhadap perilaku mereka yang tidak sesuai dengan nilai atau kepercayaan yang dipegang. Hypocrisy effect dapat menjadi katalis untuk perubahan perilaku yang lebih baik. Contohnya, seseorang yang mengkritik orang lain karena tidak berolahraga tetapi dirinya juga tidak berolahraga, mungkin akan merasa perlu memulai kebiasaan olahraga agar lebih konsisten dengan pernyataan mereka. 

Dalam konteks sosial atau profesional, seseorang yang sering menunjukkan perilaku hipokrit dapat kehilangan kredibilitas dan kepercayaan dari orang-orang di sekitarnya. Adanya peningkatan rasa bersalah. Individu yang menyadari perilaku hipokrit mereka tanpa mengatasinya dapat mengalami stres, rasa bersalah, atau ketidaknyamanan emosional akibat disonansi kognitif yang berkelanjutan. Contoh dalam kehidupan sehari-hari, misalnya, seseorang yang mendukung kampanye peduli lingkungan tetapi masih menggunakan kendaraan berbahan bakar fosil secara berlebihan. 

Strategi meminimalkan kemunafikan dalam keseharian dapat dilakukan, misalnya, meningkatkan kesadaran diri. Seseorang perlu mengenali nilai-nilai, prinsip, dan keyakinan yang dipegang serta mengevaluasi apakah perilaku mereka konsisten dengan hal tersebut. Gunakan jurnal harian untuk merefleksikan tindakan sehari-hari dan membandingkannya dengan nilai-nilai pribadi. Praktik kejujuran sangat baik dilakukan, misalnya berkomitmen pada kejujuran, terutama dalam menghadapi situasi yang sulit. Mulailah dengan kejujuran terhadap diri sendiri, lalu perluas ke relasi sosial. Cara lain, yaitu membangun integritas. Integritas adalah keselarasan antara kata-kata, tindakan, dan keyakinan seseorang. Buat keputusan yang mempertimbangkan dampaknya pada diri sendiri dan orang lain, lalu konsisten dengan keputusan tersebut.

Hypocrisy sering kali muncul dari ketidakmampuan memahami perspektif orang lain. Maka, tingkatkan empati dengan mendengarkan tanpa prasangka dan mencoba memahami posisi orang lain sebelum memberikan penilaian. Hypocrisy sering disebabkan oleh janji yang tidak realistis atau perilaku yang berlebihan untuk mengesankan orang lain. Tetapkan ekspektasi yang realistis dan berkomitmen pada apa yang bisa dicapai. Mungkin juga sikap yang baik menerima kesalahan dan belajar dari kritik, mengakui kesalahan dan membuka diri terhadap umpan balik mengurangi kecenderungan membela diri dengan tindakan yang tidak konsisten. Jadikan kritik sebagai peluang untuk introspeksi dan perbaikan. Di samping itu, penting untuk meningkatkan komunikasi otentik. Hindari komunikasi yang penuh basa-basi atau manipulasi. Berbicaralah dengan jujur dan jelas. Latih keterbukaan dalam komunikasi dengan teman, keluarga, dan kolega. Menghindari peer pressure sebagai strategi terakhir. Tekanan dari kelompok dapat menyebabkan seseorang bertindak bertentangan dengan nilai-nilainya. Pilih lingkungan sosial yang mendukung integritas dan keaslian diri. Motto ‘ketulusan adalah kunci; apa yang di hati, itulah yang ditampilkan’; ‘hidup dalam kebenaran jauh lebih ringan dari pada hidup dalam kepalsuan’; ‘jadilah nyata, bukan hanya terlihat sempurna’; ‘integritas adalah ketika kata, sikap, dan tindakan berjalan seirama’; ‘lebih baik dihormati karena kejujuran daripada disukai karena kepalsuan’. 7
Read Entire Article