ARTICLE AD BOX
Puluhan penyu itu diduga hendak diselundupkan masuk ke Bali melalui perairan desa tersebut. Saat ini pihak kepolisian masih menyelidiki kasus dugaan penyelundupan satwa dilindungi itu.
Informasi yang dihimpun, penyu-penyu tersebut ditemukan, Jumat pukul 06.30 Wita oleh seorang warga setempat bernama Wayan Kanton. Awalnya, pria yang bekerja sebagai nelayan tersebut akan memulai aktivitas melaut. Saat berjalan di pesisir pantai, dia menemukan jejak kaki dalam jumlah yang banyak. Merasa curiga, Kanton kemudian menyusuri jejak kaki tersebut. Hingga akhirnya menemukan belasan penyu dalam keadaan hidup di semak-semak. Tak jauh dari lokasi itu, terdapat bangunan kosong yang merupakan bekas gudang. Setelah dicek, di dalamnya juga terdapat sejumlah penyu.
Total ada sebanyak 22 ekor penyu yang ditemukan dalam keadaan hidup dengan kondisi terikat dan ditutup karung berwarna coklat. Temuan tersebut lalu dilaporkan ke Kelian Banjar dan Perbekel setempat dan diteruskan ke polisi. Tak lama berselang personel Polres Buleleng dan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Provinsi Bali mendatangi lokasi.
Polisi mengamankan bangunan kosong lokasi ditemukannya penyu dengan memasang garis polisi. Penyelidikan di lapangan dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim Polres Buleleng AKP I Gusti Nyoman Jaya Widura. Sedangkan 22 ekor penyu tersebut dievakuasi ke penangkaran milik kelompok pelestari penyu di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.
Perbekel Pemuteran, I Nyoman Arnawa membenarkan kejadian penemuan sebanyak 22 ekor penyu tersebut. Ia menjelaskan, puluhan penyu itu ditemukan warganya di dua lokasi terpisah. "Total ada 22 ekor penyu. Yang 8 ekor ditemukan di daratan bukan di pasir pantai, dan yang 14 ekor lagi berada di bekas gudang yang sudah rusak,” jelasnya.
Ia mengaku belum mengetahui siapa pemilik penyu tersebut. Penyu-penyu tersebut diduga hendak diselundupkan masuk ke Bali. “Belum diketahui pemiliknya dan bagaimana bisa ada di sana. Untuk sekarang penyu-penyu tersebut sudah dibawa ke tempat konservasi di Desa Sumberkima,” tutup dia. Terpisah, Kapolres Buleleng AKBP Ida Bagus Widwan Sutadi menyampaikan pihaknya tengah melakukan penyelidikan untuk mengungkap bagaimana penyu-penyu tersebut bisa berada di Desa Pemuteran. Dugaan awal, penyu-penyu tersebut dibawa masuk ke Bali untuk diperjualbelikan.
“Sedang kami dalami temuan itu. Kemungkinan akan dijual di Bali. Kami sudah berkoordinasi dengan BKSDA dan sekarang penyu-penyu tersebut sudah dilakukan penyitaan dan dititip di penangkaran. Untuk pelaku sedang dalam penyelidikan,” jelasnya dalam wawancara kemarin malam. Ia menyatakan, 22 ekor penyu tersebut ditemukan di lahan kosong milik sebuah perusahaan. Saat ini polisi masih menyelidiki pelaku yang diduga menyelundupkan penyu-penyu itu. “Sedang dicari karena memang itu temuan di lokasi tidak ada orangnya dan disembunyikan di situ. Sementara ini kami sedang lakukan pendalaman,” lanjut AKBP Widwan. Menurutnya, tidak menutup kemungkinan pelaku penyelundupan penyu di Desa Pemuteran tersebut masih dalam satu jaringan yang sama dengan kasus yang ada di Jembrana, beberapa hari lalu. Mengingat belum lama ini Polres Jembrana berhasil menggagalkan penyelundupan 29 ekor penyu, Minggu (12/1) lalu.
Untuk memastikan hal ini, Polres Buleleng berkoordinasi dengan Polres Jembrana dalam penyelidikan. “Berkaca dari kasus kemarin kan Polres Jembrana mengungkap hal yang sama. Apakah ini juga ada jaringannya, sedang kami koordinasikan dengan Polres Jembrana. Termasuk orang-orang yang ditangkap kemarin, kami sedang dalami,” sambung dia.
Dari laporan awal yang diterima anggota kepolisian, penyu-penyu yang ditemukan sebagian besar merupakan jenis penyu hijau. Penyu itu dalam kondisi hidup namun beberapa di antaranya mengalami luka karena diikat dengan tali. Kata AKBP Widwan. Sedangkan untuk perawatan penyu tersebut selanjutnya diserahkan pada BKSDA Provinsi Bali. 7 mzk