ARTICLE AD BOX
Korban asal Banjar Belaluan, Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati ini tewas di tempat kejadian. Korban sulit dikenali, bekas injakan ban mobil membekas di wajah kanan. Belum diketahui secara pasti kronologis kejadian. Informasi yang beredar, kecelakaan ini diduga melibatkan 2 mobil yang melarikan diri setelah kejadian.
Sebelum kecelakaan, korban Wayan Sana datang dari timur mengendarai sepeda motor Astrea Prima DK 4734 FAN menuju ke barat. Di depan korban melaju sebuah mobil. Diduga pengemudi mobil yang tidak diketahui identitasnya tiba-tiba berhenti di kiri jalan kemudian membuka pintu kanan.
Pemotor Wayan Sana yang melaju di belakang mobil diduga terkejut sehingga laju sepeda motornya tak terkendali dan oleng ke kanan. Saat bersamaan, melaju mobil dari arah barat atau berlawanan. Suara tabrakan cukup keras didengar oleh warga sekitar.
Saat itulah diduga mobil langsung melindas kepala korban. Setelah kejadian bukannya memberikan pertolongan, dua pengemudi mobil langsung melarikan diri. Kejadian yang begitu cepat membuat warga tak sempat mengingat persis dua mobil pemicu kecelakaan maut tersebut.
Korban Wayan Sana tergeletak di aspal. Darah segar mengalir dari kepala. Saat kejadian, warga tidak bisa mengenali korban. Sejumlah warga memberikan informasi jenis motor yang dikendarai korban. Jasad korban dievakuasi oleh personel TNI dan Polri dibantu warga sekitar ke mobil ambulans menuju RS Ari Canti di Desa Mas, Kecamatan Ubud.
Adik korban, I Nyoman Sika, 65, baru mengetahui kejadian itu setelah kakaknya dievakuasi ke rumah sakit. Nyoman Sika dan keluarga mengetahui sepintas kecelakaan tabrak lari itu, tapi tak menyangka korbannya adalah Wayan Sana.
Foto: Petugas Jasa Raharja mengunjungi rumah duka korban tabrak lari almarhum I Wayan Sana, 68, di Banjar Belaluan, Desa Singapadu Tengah, Kecamatan Sukawati, Rabu (6/11). -NOVI
“Informasi dari pecalang, katanya ada tabrak lari di Mawang. Wajahnya hancur, sempat dikira dari Abasan setelah dicek ternyata tidak. Beberapa pemilik sepeda motor Astrea juga dicek, ternyata bukan. Terakhir saya disuruh ngecek motornya, langsung kaget karena itu milik kakak saya,” ungkapnya saat ditemui di rumah duka, Rabu (6/11).
Setelah memastikan motor tersebut, dengan gemetar Nyoman Sika mendatangi rumah sakit untuk melihat kondisi korban. “Saya disuruh memastikan, di sana kakak saya sudah meninggal,” ujar Nyoman Sika. Sepengetahuan keluarga, korban Wayan Sana biasa keluar rumah menjelang malam untuk membeli lauk.
Pekerjaan sehari-hari korban adalah petani yang menggarap sawah orang lain. Korban tinggal bersama anak, menantu, dan seorang cucu balita penderita Cerebral Palsy. “Kronologi kejadian belum jelas. Tapi yang saya tahu, dia itu nggak bisa ngebut. Pasti naik motor pelan-pelan,” kenangnya.
Korban saat kejadian sudah datang dari membeli lauk berencana pulang ke rumah. Tidak ada firasat sebelum korban tewas kecelakaan. Hanya saja beberapa hari terakhir, korban selalu berpakaian rapi sepulang dari sawah. “Biasanya tidak pakai parfum, tumben wangi. Sandalnya juga tumben dibersihkan, pakai pakaian bersih,” ujar Sika.
Kepergian korban menyisakan duka mendalam. Terutama paling dirasakan oleh putri bungsunya, Ni Kadek Budiartini. “Rasanya bertubi-tubi diberikan cobaan,” ungkap Kadek Budiartini. Sebelumnya, Tahun 2012 Kadek Budiartini kehilangan kakak laki-lakinya yang meninggal karena sakit.
Disusul kematian ibunya, kini ayahnya. Tidak hanya itu, dari perkawinannya dengan I Wayan Putrawan, keluarga ini kembali diberikan cobaan berat. “Anak saya Gede Rahayu Desember ini berusia 5 tahun, belum bisa bicara dan jalan,” ungkapnya.
Untuk kehidupan sehari-hari, hanya mengandalkan suami sebagai tukang pembuat patung dan korban sebagai petani. Sayangnya kini korban telah tiada. Jasad korban telah dikuburkan di setra setempat pada Anggara Umanis Krulut, Selasa (5/11) sore. Keluarga juga telah menggelar pacaruan di lokasi kejadian pada Buda Paing Krulut, Rabu (6/11) pagi. 7 nvi