Desa Kesiman Kertalangu Kembangkan Sampah Jadi Produk Media Tanam

2 hours ago 2
ARTICLE AD BOX
Mereka mengolah sampah organik padat selain menjadi komposting, juga mulai mengembangkannya media tanam untuk dijual ke pemilik perkebunan. 

Perbekal Kesiman Kertalangu I Made Suena, Rabu (6/11), mengatakan media tanam yang dibuat saat ini menggunakan sampah organik yang ditampung di TPS3R dari masing-masing swakelola. Media tanam yang dibuat sudah menghasilkan 150 sak per minggu atau 600 sak per bulan. Sementara permintaan kebutuhan pemilik usaha perkebunan sebanyak 1.300 sak per bulan. 

“Kami menggunakan sampah organik sebagai peluang bisnis atau penghasilan ekonomi. Selain komposting, sekarang kami lebih banyak ke media tanam karena terlalu banyak permintaan dari pengusaha perkebunan di Desa Kesiman Kertalangu,” kata Suena. 

Penjualan media tanam ini, menurut Suena, bekerja sama dengan 26 pemilik usaha perkebunan yang sudah siap mengambil. “Kami masih kewalahan sekarang. Jadi, kami ingin menambah produksi lebih banyak lagi karena permintaan cukup tinggi,” ujarnya. 

Kata Suena, produksi media tanam ini dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang saat ini masih kecil, belum mencukupi kebutuhan kerja sama dengan pihak pedagang tanaman hias di wilayah Desa Kesiman Kertalangu. 

Suena menjelaskan, prosesnya pembuatan media tanam mulai dari sampah organik padat hasil pemilahan dari sumber dibawa ke TPS3R Kesiman Kertalangu. Sampai di TPS3R dicacah dengan mesin, kemudian hasil cacahan itu ditumpuk di area yang sudah disiapkan. Sampai umur siap dipanen baru diolah dicampur dengan tanah dijadikan produk media tanam dengan nama Mis-Pis (mis jadi pis) atau sampah jadi uang.

Kata Suena, selain media tanam, pihaknya juga mengembangbiakkan maggot yang sudah berhasil. Namun, saat ini belum dipasarkan keluar karena baru memulai produksi. “Tetapi ada beberapa yang sudah dijual ke warga yang mencari langsung ke TPS3R,” ujarnya. 

Ke depan, Suena menyatakan akan mengembangkan inovasi lebih banyak lagi terutama untuk pengolahan sampah nonorganik. “Organik sudah mulai kami olah. Sekarang tinggal proses sampah nonorganik-nya yang masih kami carikan inovasi,” tandasnya. 7 mis
Read Entire Article