Petani di Bangli Waspadai Angin Ngalinus

3 hours ago 2
ARTICLE AD BOX
Deraan hujan lebat dan terpaan angin kencang tersebut berdampak buruk terhadap padi. Tidak saja menyebabkan tanaman padi roboh, pembuahan   juga bisa ikut terganggu, sehingga isi buliran padi bisa tidak penuh. Akibatnya  hasil panen pun terdampak, tidak maksimal. “Nggih, petani khawatir dengan cuaca seperti sekarang ini,” ujar I Dewa Ketut Apuan, seorang petani setempat, Kamis (30/1).

Dia mengiyakan dampak hujan dan angin kencang, yang merobohkan padi pada beberapa petak sawah di Subak Munggu. “Kalau serangan hama penyakit, seperti serangan tikus, astungkara tidak ada. Namun  hujan dan angin kencang yang membuat khawatir,” ucapnya diiyakan Anak Agung Anom, petani lainnya.

Rata-rata usia padi petani di Subak Munggu  berkisar 2-2,5 bulan. Bila kondisi normal 20 sampai 30 hari ke depan adalah waktu panen. Harga perkilo gabah antara Rp6.500 – Rp7.000 perkilo. “Itu  tergantung jenis padinya,” terang Dewa Ketut Apuan.

Pola tanam di Subak Munggu dan sekitarnya berselang-seling. Dua kali masa tanam padi, diselingi menanam palawija sekali. “Untuk upacara neduh atau nangkluk merana nunas di Pura Bukit Jati,” tunjuk Dewa Ketut Apuan ke arah Pura Bukit Jati di arah selatan kawasan Subak Munggu,  dekat perbatasan antara Desa Bunutin, Bangli dengan Desa Sidan, Gianyar  desa tetangga di selatan.7k17
Read Entire Article