ARTICLE AD BOX
"Peritel dan pemasok dapat diibaratkan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan, peritel dan pemasok sama-sama saling membutuhkan untuk menjalankan kegiatan usahanya," kata dia dalam acara pengukuhan pengurus Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI), di Jakarta, seperti dilansir Antara, Selasa.
Dia menjelaskan, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan III tahun 2024, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan 1,5 persen dibandingkan periode sebelumnya, dan naik 4,95 persen secara tahunan.
Selain itu konsumsi masyarakat juga tetap terjaga yang ditandai dengan indeks penjualan eceran (IPE) yang tumbuh sebesar 4,99 persen.
Meski demikian, menurut dia lagi, angka pertumbuhan itu masih belum mendekati target yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo yakni 8 persen.
Oleh karena itu dirinya berharap para pemasok dan industri ritel di tanah air memperkuat kolaborasi untuk membantu pemerintah mewujudkan pertumbuhan ekonomi tersebut.
Dyah menilai hal itu karena sektor ritel memberikan kontribusi yang cukup besar bagi kemajuan ekonomi, seperti peningkatan lapangan kerja dan mendorong iklim investasi.
"Selain sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi, sektor ritel turut menciptakan lapangan kerja dan mendorong investasi iklim usaha. Tentu dengan begini kami juga berharap bahwa dapat terciptanya multiplier efek ke depannya," ujar dia pula.
Lebih lanjut, Ketua AP3MI Djohan Rachmat mengatakan pihaknya siap berkolaborasi dengan peritel dan pemerintah untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di atas 8 persen.
Adapun pada kesempatan tersebut Wamendag Dyah Roro mengukuhkan kepengurusan AP3MI periode 2024-2029 yang diketuai oleh Djohan Rachmat dan Sekretaris Jenderal AP3MI Uswati Leman Sudi. ant