ARTICLE AD BOX
Wisatawan yang biasanya membeludak menyeberang dengan tujuan Nusa Lembongan-Nusa Penida atau Gili Terawangan, Lombok Utara, NTB, cendreung menurun dalam dua pekan terakhir.
Padahal libur Nataru merupakan salah satu momen yang digadang-gadang melimpahnya wisatawan ke Serangan. "Namun karena faktor alam, banyak wisatawan yang cancel," ujar I Nyoman Turut, Ketua Baga Utsaha Manunggal Desa Adat/Bumda Serangan Kamis (26/12).
Untuk diketahui wisatawan yang pergi ke Nusa Lembongan atau ke Gili Terawangan menyeberang dengan naik fast boat dari Pelabuhan Sira Angen, Serangan. Saat cuaca normal, layanan keberangkatan mulai jam 08.00 wita. Namun karena belakangan cuaca tak menentu, waktu keberangkatan menyesuaikan. Bisa molor atau tidak ada penyeberangan.
"Tergantung pada rekomendasi syahbandar," terang Turut. Kata dia, keamanan dan keselamatan penumpang menjadi pertimbangan utama. Apabila syahbandar tidak mengizinkan, maka operator atau perusahaan fast boat tentu mematuhinya.
"Selain angin kencang, gelombang tinggi, hujan menghalangi pandangan di tengah laut. Jarak pandang jadi sangat pendek. Hal itu tentu riskan untuk penyeberangan," geber Nyoman Turut.
Dari penyampaiannya penurunan jumlah wisatawan yang menyeberang hingga lebih dari separo dari prakiraan kunjungan yang bisa mencapai 1.800 sampai 2.000 orang wisatawan. "Sekarang mungkin ada sekitar 600 orang wisatawan per hari," ujarnya.
Sebagaimana harapan pelaku pariwisata yang lain maupun masyarakat umumnya, Nyoman Turut berharap cuaca normal kembali, sehingga penyeberangan wisatawan di Pelabuhan Sira Angen, Serangan pulih seperti biasa. "Jelas tentu itu yang kita harapkan," ujarnya.
Apabila kunjungan atau penyeberangan ramai, tentu ada dampaknya. Diantaranya warga pelaku UMKM, seperti pedagang suvenir, pedagang buah maupun minuman yang diantaranya berjualan di sekitar dermaga. Selain ada pemasukan pendapatan dari retribusi Pelabuhan Sira Angen, Serangan. k17