Warning: session_start(): open(/home/indonesiainfocus/public_html/src/var/sessions/sess_02647b6800d710fd72659072d42ac6cc, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/indonesiainfocus/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/indonesiainfocus/public_html/src/var/sessions) in /home/indonesiainfocus/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Esport Tetap Gelar Lima Nomor - indonesiainfocus

Esport Tetap Gelar Lima Nomor

5 hours ago 2
ARTICLE AD BOX
DENPASAR, NusaBali
Pengprov Esport Indonesia (ESI) Bali memastikan tetap menggelar lima nomor pada Porprov Bali 2025. Hal itu mengacu kelima nomor itu juga dipertandingkan dalam PON XXI/2024. Selain itu, dalam pesta olahraga dua tahunan itu, ESI Bali akan memantau munculnya atlet muda berkualitas dan memiliki potensi bagus di masa depan.

Menurut Ketua Harian Pengprov ESI Bali, AA. Gde Harya Putra di Denpasar pada Kamis (9/1), kelima nomor tersebut yakni Mobile legend (ML), PUBG, Free Fire, E-Football dan Lokapala. Pada PON 2024, Mobile legend menyumbangkan medali perak dan PUBG menyumbangkan medali perunggu. 

"Tapi kami akan tetap memantau di Porprov Bali 2025 terkait munculnya atlet muda yang punya kualitas bagus dan unjuk prestasi. Ini juga bentuk persiapan awal menghadapi PON 2028," kata Harya Putra. 

Untuk batas usia maksimal atlet, kata Harya Putra, dirinya akan tetap memberlakukan umur 22 tahun. Namun untuk pemain pro atau amatir juga masih belum diputuskan. Pasalnya di PB ESI juga masih menjadi perdebatan boleh tidaknya pemain pro turun di PON 2028. 

"Kalau untuk di Porprov Bali nanti kami rapatkan dulu. Tapi kalau di level Indonesia ada kabar pemain pro atau profesional tidak boleh turun di PON 2028. Ini masih menjadi Tarik ulur," beber Harya Putra.

Tak dipungkiri harya Putra, memang player pro seharusnya memiliki jenjang sendiri seperti membawa nama negara atau klub di kejuaraan level internasional. Sedangkan untuk player amatir jenjangnya di PON.

"Kalau tidak seperti itu maka player amatir akan sulit menang di PON. Jadi bagusnya dipisahkan antara pro dan amatir dengan level kejuaraan sendiri - sendiri. Apalagi bisa diukur dan dilihat player itu pro atau amatir di Liganya masing-masing di Indonesia," kata Harya Putra.

Dicontohkannya, di Indonesia untuk esport ada tiga liga yakni Liga 1, Liga 2 dan Liga 3. Dengan demikian, jika player yang membela klubnya dan sudah masuk di Liga 1 maka itu dianggap player profesional dan tidak boleh turun di PON. Sedangkan untuk player yang main di Liga 2 atau Liga 3 itu artinya masih player amatir. 

"Pastinya kami akan gali terus generasi esport di Bali untuk 5 nomor di Porprov Bali 2025. Semoga ada player muda yang mencuat prestasinya," tutup AA Gde Harya Putra.dar
Read Entire Article