ARTICLE AD BOX
I Putu Arya Dewantara, Wakil Ketua STBKY sekaligus panitia, mengungkapkan bahwa pembuatan ogoh-ogoh dimulai sejak 2 Desember 2024 dan kini sudah mencapai tahap pengerjaan 30%.
“Konsep yang kami angkat tahun ini berfokus pada asal wabah penyakit atau kerusakan alam di muka bumi. Dalam ogoh-ogoh, kami menampilkan Bhuta Dasangkara sebagai simbol kekuatan destruktif dan Dewi Ibu Pertiwi sebagai simbol pemulihan dan keseimbangan,” jelas Arya yang juga alumnus Universitas Hindu Indonesia (UNHI) tahun 2022.
Karena keterbatasan ruang di Banjar Kerthasari, ogoh-ogoh tahun ini dibuat menggunakan desain bongkar pasang. Hal ini memungkinkan mereka mengelola ruang lebih baik sekaligus mempertahankan kualitas karya seni ogoh-ogoh.
Arya menambahkan, “Estimasi anggaran pembuatan tahun ini mencapai Rp 25-35 juta, meningkat 100 persen dari tahun sebelumnya. Lonjakan ini disebabkan oleh kenaikan harga bahan, serta detail karya yang lebih kompleks dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.”
Dalam pengerjaan ogoh-ogoh tahun ini, ST Bhuana Kertha Yoga kembali menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan, konsisten sejak pertama kali diterapkan pada 2015. “Di tengah kemajuan zaman dan teknologi, seni ogoh-ogoh terus berkembang namun tetap mempertahankan nilai-nilai adat dan tradisi Bali,” ujar Arya.
Selain untuk pawai di lingkungan Banjar, karya ogoh-ogoh ini juga akan mengikuti perlombaan di tingkat Kota Denpasar dan desa.
Arya menyampaikan harapan agar kasus seperti pencurian bahan ogoh-ogoh dan kendaraan yang sempat terjadi pada anggota mereka bulan lalu tidak terulang. “Kami mengimbau agar seluruh anggota lebih waspada, saling menjaga barang maupun kendaraan pribadi selama proses latihan dan pengerjaan ogoh-ogoh,” ucapnya.
Ia juga berharap agar pemerintah tetap mendukung kreativitas muda-mudi Bali, khususnya dalam seni ogoh-ogoh, untuk menjaga kelestarian adat dan budaya Hindu Bali.
“Pangerupukan tahun ini menjadi momen penting untuk menyatukan nilai tradisi dan inovasi, sekaligus membangun kesadaran kolektif akan pentingnya keseimbangan alam,” tutupnya. *m03