Warning: session_start(): open(/home/indonesiainfocus/public_html/src/var/sessions/sess_3212c4098e1e1edea724e1210b2d8179, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/indonesiainfocus/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/indonesiainfocus/public_html/src/var/sessions) in /home/indonesiainfocus/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Bertambah, Rabies di Jembrana Tembus 41 Kasus - indonesiainfocus

Bertambah, Rabies di Jembrana Tembus 41 Kasus

2 months ago 18
ARTICLE AD BOX
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Gede Putu Kasthama, Kamis (24/10), mengatakan beberapa hari sebelumnya sempat mengirim 3 sampel otak HPR ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar. Hasilnya, ada 2 sampel dinyatakan positif rabies.

"Yang positif itu masing-masing sampel dari Banjar Delod Bale Agung, Desa Mendoyo Dauh Tukad (Kecamatan Mendoyo) dan sampel dari Banjar Rangdu, Desa Pohsanten (Kecamatan Mendoyo). Sementara yang negatif, sampel dari Banjar Dauh Pangkung, Desa Pekutatan (Kecamatan Pekutatan)," ujar Kasthama.

Kasthama menjelaskan, pengambilan sampel otak anjing itu dilakukan karena sempat menyerang beberapa warga dan dicurigai rabies. Para korban gigitan anjing tersebut dipastikan sudah mendapat penanganan medis. "Para korban sudah ditangani. Kemudian dari tim Medikvet (Medik Veteriner) kita di kecamatan juga sudah sempat mevaksinasi HPR ke beberapa wilayah kasus gigitan tersebut," ujarnya.

Dengan adanya tambahan dua kasus tersebut, Kasthama menyatakan, total kasus positif rabies di Jembrana selama 10 bulan berjalan tahun 2024 ini sudah tercatat sebanyak 41 kasus. Jumlah tersebut masih lebih rendah dibanding jumlah kasus positif rabies selama setahun pada 2023 lalu dengan total 64 kasus.

Meski demikian, Kasthama berharap masyarakat tetap waspada. Dirinya pun mengajak masyarakat untuk bersama-sama peduli terhadap lingkungannya dan segera melapor k Tim Siaga Rabies (Tisira) desa ataupun Medikvet kecamatan ketika menemukan HPR yang mencurigakan.7ode
Read Entire Article