Banjar Babakan Canggu Hadirkan Ogoh-Ogoh Lebar Prabu Salya

20 hours ago 3
ARTICLE AD BOX
Ketua ST Dharma Sentana, Adi Riki, menyampaikan bahwa pengerjaan Ogoh-Ogoh telah dimulai sejak 25 Desember 2024. “Pada tahun ini, kami menganggarkan dana sebesar Rp50 juta untuk pembuatan Ogoh-Ogoh. Kami menghadirkan dua karakter utama, dengan tambahan cabang yang terlihat seperti keluar dari tubuh tokoh utama,” ungkapnya.

Saat ini, proses pengerjaan Ogoh-Ogoh telah mencapai 50 persen. Pihaknya berharap, Ogoh-Ogoh yang mereka ciptakan dapat turut serta dalam perlombaan tingkat Kabupaten Badung pada tahun 2025.

Soroti Fenomena Sound System dan Pembakaran Ogoh-Ogoh

Adi Riki turut menyoroti maraknya penggunaan sound system berlebihan pada malam Pengerupukan yang kini menjadi perdebatan. Menurutnya, fenomena ini sangat mengecewakan karena dapat merusak tradisi Bali, terutama di Badung yang merupakan daerah destinasi wisata utama. “Kami berharap pelestarian budaya tetap menjadi prioritas, agar dapat mendorong perkembangan seni sebagai identitas dan keunggulan Bali dalam pemajuan pariwisata,” ujarnya.

Terkait kejadian pembakaran Ogoh-Ogoh yang sempat viral, ia mengimbau agar setiap banjar memasang CCTV guna mencegah insiden serupa. “Kami berharap oknum pelaku pembakaran Ogoh-Ogoh dapat segera ditangkap,” tambahnya.

Adi Riki juga mengapresiasi perkembangan seni Ogoh-Ogoh yang semakin inovatif setiap tahunnya. Menurutnya, arsitektur Ogoh-Ogoh kian berkembang dengan banyaknya ide baru serta bahan yang lebih kreatif dan ramah lingkungan. Untuk itu, Banjar Babakan Canggu menghadirkan inovasi baru dengan menggunakan plat aluminium sebagai material utama, tanpa bermaksud melanggar aturan terkait penggunaan bahan ramah lingkungan.

“Dampak dari penggunaan bahan ramah lingkungan sangat positif, karena dapat membantu UMKM sekitar berkembang serta mengurangi limbah dengan mendaur ulang bahan-bahan bekas,” jelasnya.

Setelah vakum selama 2-3 tahun akibat pandemi COVID-19, ST Dharma Sentana berharap karya Ogoh-Ogoh mereka bisa menarik perhatian wisatawan mancanegara. “Apapun hasilnya nanti, yang terpenting budaya Bali tetap berkembang dan berkelanjutan,” pungkasnya. *m03

Read Entire Article