ARTICLE AD BOX
Dalam pidatonya, Lookman mengaku pernah berada dalam titik terendah dalam kariernya empat tahun lalu saat dia masih bermain untuk Fulham. Dia kala itu mengeksekusi penalti dengan tendangan ala panenka ke gawang West Ham United, tetapi kiper Lukasz Fabianski tidak terkecoh dan dengan mudah menangkapnya.
Akibatnya, Lookman sampai meminta maaf secara publik akibat kegagalan tersebut dan membuat pelatih Fulham saat itu, Scott Parker pun marah. Namun, kini dia sudah melupakannya dan bersyukur bisa meraih penghargaan bergengsi ini. "Penghargaan ini adalah sebuah anugerah, terpilih sebagai pemain terbaik di Afrika adalah hal yang luar biasa," katanya.
"Empat tahun lalu karier berada di titik terendah, tetapi saya sekarang berdiri sebagai pemain terbaik di Afrika. Jangan membiarkan kegagalan menghentikan impian Anda."
Dalam penghargaan itu, Lookman mengungguli kandidat unggulan lainnya yaitu Simon Adingra (Pantai Gading/Brighton), Serhou Guirassy (Guinea/Borussia Dortmund), Achraf Hakimi (Maroko/PSG), dan Ronwen Williams (Afrika Selatan/Mamelodi Sundwons).
Sejak penghargaan Pemain Terbaik Afrika diberikan oleh CAF pada tahun 1992, ini adalah kali ketujuh pemain putra Nigeria menjadi yang terbaik. Tahun lalu penghargaan bergengsi itu juga jatuh kepada pemain Nigeria, Victor Osimhen.
Lookman sendiri tampil apik musim lalu saat membawa klub Italia, Atalanta juara Liga Europa 2023/24. Penyerang berusia 27 tahun itu mencetak tiga gol di laga final yang di Stadion Aviva, Dublin pada 23 Mei lalu.
Lookman juga berperan saat membawa timnas Nigeria mencapai final Piala Afrika 2023, meski kalah dari tim tuan rumah Pantai Gading 2-1. Dia mencatatkan tiga gol dalam kompetisi tersebut. Pemain kelahiran London tersebut telah mencetak 17 gol musim lalu dan berhasil mempertahankan performanya musim ini dengan mencetak 11 gol di semua kompetisi.
Performanya itu juga membawa Atalanta ke puncak klasemen sementara Liga Italia 2024/25. Pasukan Gian Piero Gasperini tersebut mengumpulkan 37 poin dari 16 pertandingan. 7 ant