Wisman ke Indonesia September 2024 Mencapai 1,28 Juta

5 days ago 2
ARTICLE AD BOX
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar, dalam konferensi pers di Jakarta pada Jumat (1/11), menjelaskan bahwa kunjungan kumulatif wisman dari Januari hingga September 2024 mencapai 10,37 juta, meningkat 20,28 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. "Namun, jumlah ini masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019, saat sebelum pandemi, yang mencapai 12,10 juta kunjungan," ujar Amalia.

Berdasarkan data, kunjungan wisman terbanyak pada September 2024 berasal dari Malaysia, dengan 234,47 ribu orang atau sekitar 18,33 persen dari total kunjungan. Wisatawan asal Australia berada di posisi kedua dengan 159,31 ribu kunjungan (12,45 persen), diikuti China sebanyak 114,26 ribu (8,93 persen), dan Singapura sebanyak 106,96 ribu (8,36 persen).

Jika dibandingkan dengan September 2023, kunjungan wisman asal Afrika menunjukkan peningkatan tertinggi, naik 31,84 persen, diikuti oleh wisatawan asal ASEAN sebesar 26,28 persen dan Asia (selain ASEAN) yang naik 20,95 persen. Sementara itu, kunjungan wisatawan dari Amerika justru mengalami penurunan sebesar 4,31 persen.

Penurunan jumlah kunjungan juga terjadi pada sebagian besar kelompok kebangsaan dibandingkan Agustus 2024. Namun, kunjungan wisman asal Oseania dan ASEAN menunjukkan peningkatan masing-masing sebesar 3,05 persen dan 3,00 persen. Di sisi lain, kunjungan dari Eropa turun paling tajam, yakni sebesar 17,44 persen.

Durasi Rata-rata Tinggal Wisman

Untuk rata-rata lama tinggal wisman di Indonesia pada September 2024 tercatat selama 7,43 malam. Wisatawan asal Asia Tenggara memiliki rata-rata lama tinggal paling singkat, yakni 3,39 malam, sementara wisatawan dari Afrika tercatat menghabiskan waktu paling lama dengan rata-rata 13,88 malam.

Secara spesifik, wisatawan asal Yaman tercatat memiliki rata-rata lama tinggal terlama, yaitu 34,93 malam, sedangkan wisman asal Hong Kong hanya menghabiskan waktu rata-rata 2,15 malam di Indonesia.

Data ini menunjukkan tren positif meski masih ada tantangan dalam upaya pemulihan wisata pascapandemi. *ant

Read Entire Article