Siswa SD Negeri 8 Kesiman Ikuti Program ‘Sekolah Sungai’

1 week ago 3
ARTICLE AD BOX
Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan dan Pencemaran DLHK Kota Denpasar, Dewa Gede Oka Adi Saputra, menjelaskan bahwa kegiatan Sekolah Sungai sudah memasuki hari ke-8, dengan fokus pada jenjang pendidikan dasar di Kota Denpasar. "Kami menyasar sekolah dasar karena ingin menanamkan kesadaran melestarikan sungai sejak dini. Anak-anak diajarkan untuk mengenal lingkungan dan manfaat sungai, serta pentingnya menjaga kebersihan sungai," ujar Dewa Oka.

Ia menambahkan, program ini sempat terhenti selama pandemi COVID-19 dan baru dilanjutkan kembali pada tahun 2023. Tahun lalu, kegiatan serupa diadakan di Kecamatan Denpasar Barat dan Denpasar Selatan. "Kami melihat anak-anak lebih mudah diajak berperan aktif dalam menjaga lingkungan dibandingkan orang dewasa. Harapannya, mereka memahami makna dan fungsi sungai agar tidak menganggap sungai sebagai tempat pembuangan sampah atau limbah," ungkapnya.

Selain Sekolah Sungai, DLHK juga mengadakan lomba yang berkaitan dengan kelestarian sungai. Program ini akan terus dikembangkan agar semakin banyak anak-anak yang terlibat dan memahami pentingnya menjaga ekosistem sungai.

I Gusti Ary Temaja, pembina Komunitas Pecinta Sungai (KPS) Kota Denpasar, turut hadir dalam kegiatan ini. Ia mengapresiasi Sekolah Sungai sebagai program yang melibatkan masyarakat dari berbagai kalangan. “Dengan melibatkan anak SD, kami berharap bisa membentuk generasi yang peduli lingkungan sejak dini, apalagi kondisi sungai di perkotaan sering tercemar dan rawan banjir saat musim hujan. Edukasi ini penting agar mereka sadar bahwa menjaga sungai adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah,” jelasnya.


Kepala SD Negeri 8 Kesiman, I Wayan Sahbrata, S.Pd., menyampaikan rasa terima kasih kepada DLHK dan KPS atas program edukatif ini. Menurutnya, kegiatan tersebut sangat relevan dengan nilai-nilai lokal Bali seperti Tri Hita Karana, yang mengajarkan hubungan harmonis antara manusia dengan lingkungan. "Anak-anak dilatih berpikir kritis tentang dampak buruk jika sungai tidak terawat. Dengan memahami sebab-akibat pencemaran sungai, mereka bisa mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar,” kata Sahbrata.

Kegiatan ini melibatkan seluruh siswa dari kelas 1 hingga 6, yang berjumlah 268 siswa, serta 17 guru pendamping. Selama kegiatan, anak-anak diajarkan mengenali jenis-jenis limbah, sampah, biota sungai, dan membuat poster edukasi yang mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai.

Kegiatan Sekolah Sungai berlangsung satu hari dari pukul 08.00 hingga 13.00 WITA. DLHK berencana melanjutkan kegiatan ini di SD Negeri 13 Kesiman. Program ini juga mendukung visi Kota Denpasar untuk menciptakan kota yang kreatif dan berwawasan budaya sesuai program Vasudaiva Kutumbakam. *m03


Read Entire Article