ARTICLE AD BOX
Bendesa Adat Tingkadbatu I Wayan Budiarta mengatakan melaksanakan upacara Mamungkah Mupuk Pedagingan lan Ngenteg Linggih di Pura Puseh dan Pura Penataran Desa merupakan upacara yang tegolong besar. Diakui, upacara ini baru bisa dilaksanakan setelah 68 tahun. Pelaksanaan upacara seharusnya di gelar 35 tahun sekali.
Menurut Wayan Budiarta upacara dilaksanakan setelah rampungnya rehab sejumlah palinggih di pura. Selain itu, pelaksanaan upacara atas persetujuan krama adat. "Berkat kerja sama dan semangat gotong royong seluruh krama, upacara ini akhirnya bisa terlaksana. Rangkaian upacara sudah dimulai sejak 14 Agustus 2024," jelasnya, Selasa (12/10).
Lanjutnya, dengan berbagai rangkaian hingga pada puncak karya dipuput oleh 7 sulinggih. Beberapa rangkaian upacara yakni Ngenteg Linggih, Ngebekin, Mangun Ayu, Makebat Daun, Ngingku dan Mapeselang. "Puncak upacara hari ini dan rangkaian masih berlangsung hingga penyineban karya pada 25 Oktober 2024 mendatang," sebutnya.
Ditambahkan, Karya Mamungkah Mupuk Pedagingan lan Ngenteg Linggih ini sebagai wujud rasa bakti kehadapan Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu. memohon agar selalu diberikan keselamatan dan kemakmuran.
"Melalui upacara ini juga diharapkan dapat membangum rasa kekeluargaan dan semangat gotong royong masyarakat untuk terus melestarikan seni budaya Bali. Tentu juga agar diberikan keselamatan dan kesejahteraan dalam kehidupan sehari hari," kata Budiarta. 7esa