ARTICLE AD BOX
Diskusi serangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda itu digelar di Puri Buleleng, Senin (28/10) petang.
Bincang buku ini merupakan rangkaian dari roadshow Diskusi Buku Hijrah Berkali-Kali ala Denny JA yang sebelumnya sudah berlangsung di Jakarta dan Makassar. Penulis buku sekaligus pembicara Mila Muzakkar mematik diskusi buku Denny JA mengatakan esensi dalam buku ini sangat penting dipahami pemuda Indonesia masa kini. Khususnya untuk menjaga moderasi beragama, kesatuan dan persatuan satu bangsa Indonesia.
Mila menyebut pemikiran Denny JA tentang agama cinta berangkat dari renungan syair Jalaluddin Rumi yang berbunyi agamaku adalah cinta dan rumah ibadahku adalah hati setiap manusia. Denny pun memandang semakin banyak agama tidak masalah. Justru pesan agama saar di universalisasi, agama menjadi warisan kultural yang dapat dirayakan bersama.
“Pesan-pesan universal agama seperti cinta-kasih, keadilan, kesetaraan, dan perdamaian, dapat dirasakan oleh siapa saja, bahkan oleh mereka yang mengaku tidak beragama,” jelas Mila.
Mila mengambil contoh meditasi sebagai ajaran Agama Budha. Saat ini, meditasi bukan hanya dilakukan oleh umat Budha, tapi oleh siapa saja yang mau dan membutuhkan ketenangan serta rasa damai. Banyak penelitian yang membuktikan manfaat meditasi yang dapat menghilangkan stres dan memicu hormon kebahagiaan.
Pembicara lainnya, Kadek Satria, seorang Penyuluh Agama Hindu, mengapresiasi buku Hijrah Berkali-Kali Ala Denny JA. Dia yang juga Dosen Universitas Hindu Indonesia (UNHI) mengaku kagum dengan pemikiran Denny JA yang mencerahkan.
“Kalau tugas filsuf itu adalah memberikan pencerahan, maka Denny JA bisa dikategorikan sebagai filsuf,” terang Satria.
Dalam diskusi itu juga banyak dibahas hal-hal yang menjaga konsistensi beragama dan tetap menghargai keberagaman agama sebagai satu kesatuan. Di akhir acara diisi dengan pembacaan teks Sumpah Pemuda. Di sisi lain peserta yang dilibatkan adalah perwakilan penyuluh agama (Islam, Hindu, dan Kristen), pengurus Fatayat, GP Anshor, Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) , para guru, serta perwakilan OSIS di berbagai SMA/MA di Buleleng.7 k23