ARTICLE AD BOX
Komunitas Jejak Literasi Bali memainkan peran penting dalam mendorong pengembangan keterampilan bahasa Inggris, yang dianggap sangat berharga bagi masa depan anak-anak Desa Puhu. Desa ini memiliki potensi wisata yang besar, sehingga kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris menjadi sangat diperlukan untuk menghadapi kunjungan turis asing.
Sintya Mayumi, Co-founder Komunitas Jejak Literasi Bali, menegaskan pentingnya program ini bagi anak-anak desa. “Ini adalah kesempatan yang baik bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan berbahasa Inggris. Selain membangun kepercayaan diri, mereka juga dapat berperan dalam mempromosikan budaya lokal,” ujarnya.
Tahun ini, KREDIBALI memperoleh dukungan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Balai Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai bagian dari gerakan literasi nasional. Dukungan ini memberikan dorongan baru bagi komunitas untuk mengembangkan program lebih lanjut, termasuk melalui KREDIBALI #SpecialChapter.
Foto: Dokumentasi Lokakarya Peningkatan kapasitas relawan. -IST
Program KREDIBALI edisi 2024 dimulai dengan lokakarya peningkatan kapasitas relawan pada 19 Oktober 2024 di Kantor Desa Puhu. Peserta lokakarya, yang sebagian besar terdiri dari remaja berusia 15-18 tahun, dibekali keterampilan mengajar bahasa Inggris dengan pendekatan interaktif dan menyenangkan.
I Wayan Eka Darma Putra, salah satu peserta lokakarya, menyampaikan kesannya, “Kegiatan ini sangat bermanfaat. Selain mengajarkan cara berbagi ilmu, saya juga bisa mengembangkan kemampuan bahasa Inggris saya.”
Ika Mahayani, narasumber lokakarya, menambahkan bahwa kegiatan ini bertujuan meningkatkan kualitas relawan sekaligus menumbuhkan kesadaran untuk berkontribusi pada pendidikan sejak dini. Diva Surya Ningrum, narasumber lainnya, mengapresiasi antusiasme peserta dan berharap agar program ini dapat menjangkau lebih banyak desa di masa depan.
Puncak kegiatan berlangsung pada 20 Oktober 2024, di mana para relawan yang sudah dilatih mengajar anak-anak desa. Meskipun awalnya hanya ditargetkan 30 peserta, antusiasme yang tinggi mengundang 37 anak untuk ikut serta. Kelas ini tidak hanya mengajarkan dasar-dasar bahasa Inggris yang aplikatif dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga memberikan edukasi lingkungan seperti pentingnya memilah sampah dan menjaga kebersihan.
Foto: Dokumentasi berlangsungnya kelas kredibali. -IST
“Saya berharap KREDIBALI dapat terus membuat kegiatan-kegiatan yang positif, kreatif, dan menyenangkan,” kata Dian Aprilia, salah satu anak yang mengikuti program.
Sintya Mayumi menegaskan bahwa keterlibatan remaja sebagai relawan adalah kunci keberlanjutan program ini, dan mereka diharapkan menjadi penggerak komunitas belajar yang positif di desa mereka.
I Wayan Sudarpana, Sekretaris Desa Puhu, juga memberikan dukungannya terhadap program ini. “KREDIBALI merupakan momentum penting bagi pengembangan potensi anak-anak desa, dan kegiatan ini sangat baik untuk diadakan di Desa Puhu,” tuturnya.
Dengan sinergi antara literasi, lingkungan, dan pengembangan kapasitas relawan, KREDIBALI diharapkan dapat menjadi fondasi kuat bagi generasi muda Desa Puhu untuk berkontribusi lebih besar bagi masa depan desa mereka.