ARTICLE AD BOX
Longsor yang menggerus pagar sekolah ini menyebabkan saluran aliran sungai irigasi yang ada di bawah pagar sekolah itu menjadi tertutup. Beruntung tidak ada korban jiwa, namun kerugian yang ditafsir mencapai Rp 25 juta.
Menurut laporan dari Kapolsek Kediri Kompol I Nyoman Sukadana mengungkapkan, peristiwa ini bermula dari laporan yang diterima dari I Dewa Bagus Dicky Prakrisna, seorang warga setempat, yang menginformasikan kepada pihak sekolah bahwa pagar SDN 1 Pandak Gede telah longsor akibat hujan deras yang mengguyur pada malam sebelumnya.
Setelah menerima informasi, Kepala Sekolah Ni Made Sumeteri segera melaporkan kejadian ini ke aparat setempat. Pihak sekolah juga menghubungi BPBD Tabanan untuk menangani dampak dari longsor tersebut. “Dua saksi, guru SDN 1 Pandak Gede Ni Desak Gede Andriyani, dan seorang pekerja sekolah I Gede Putu Suardika, menyampaikan adanya longsor yang menutup saluran irigasi menuju Subak Gadon I,” kata Kompol Sukadana.
Pihak kepolisian setempat, melalui Bhabinkamtibmas Pandak Gede, segera menindaklanjuti laporan tersebut dengan mendatangi lokasi untuk memastikan tidak ada korban. Kapolsek menambahkan bahwa kejadian tersebut telah dilaporkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Pihak BPBD Tabanan tiba di lokasi dan melakukan pengecekan. Kerusakan diperkirakan mencapai sekitar Rp 25 juta, namun pengerjaan perbaikan baru akan dilakukan pada hari Senin. Meskipun tidak ada korban jiwa, perbaikan akan segera dilakukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. BPBD Tabanan menyiapkan segala kebutuhan untuk perbaikan pagar sekolah dan saluran irigasi yang tertutup longsoran.
Kapolsek Kediri menegaskan bahwa semua langkah yang diperlukan sudah diambil. "Kami akan terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk penanganan lebih lanjut," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Tabanan I Nyoman Srinadha Giri menjelaskan bahwa pihaknya baru bisa melakukan survei ke lokasi pada sore hari, mengingat di waktu yang sama tim BPBD juga sedang menangani beberapa kejadian pohon tumbang akibat cuaca ekstrem. "Sore ini baru bisa, karena di saat yang sama anggota kami juga harus menanggulangi pohon tumbang di beberapa tempat," katanya.
Srinadha juga mengungkapkan tanah di sekitar sekolah tersebut cenderung labil, terlebih setelah kemarau panjang, yang menyebabkan retakan pada tanah. "Kondisi tanah di bawah bangunan itu memang labil. Apalagi sebelumnya kemarau panjang. Tanahnya retak-retak. Lalu sekarang ada hujan dengan intensitas tinggi tentu memicu terjadinya longsor," jelasnya.
Karena bangunan yang terdampak merupakan aset pemerintah, penanganan lebih lanjut akan melibatkan dua dinas terkait: Dinas Pendidikan untuk bangunan sekolah dan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Penataan Kawasan Permukiman (PUPRPK) untuk penanganan saluran irigasi.
Untuk diketahui, anggota Komisi 2 DPRD Kabupaten Tabanan terkait bencana alam tanah longsor ini akan melaksanakan kunjungan lapangan pada Sabtu (16/11) pagi, bersama kepala Dinas Pendidikan dan kepala Dinas PUPRPKP Kabupaten Tabanan.7cr79