Warning: session_start(): open(/home/indonesiainfocus/public_html/src/var/sessions/sess_67ec571d0d9e215fff649c0b4bcfcce9, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/indonesiainfocus/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/indonesiainfocus/public_html/src/var/sessions) in /home/indonesiainfocus/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Larangan Kunjungan Turis Australia Belum Berdampak di Karangasem - indonesiainfocus

Larangan Kunjungan Turis Australia Belum Berdampak di Karangasem

1 week ago 4
ARTICLE AD BOX
“Hunian masih 50 persen, nanti mulai 20 Desember wisatawan domestik masuk, dan hunian akan meningkat hingga tahun baru,” jelas Ketua PHRI Karangasem I Wayan Kariasa, kepada NusaBali, di Objek Wisata Candidasa, Banjar Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Jumat (13/12).

Kata dua, selama ini untuk di Karangasem mengandalkan kunjungan wisatawan dari Eropa dan domestik. Hanya sebagian kecil dari Australia, itu pun wisatawan lanjut usia. Wisatawan Australia yang datang itu, hanya mencari ketenangan dengan suasana alam yang masih alami, jauh dari bising. “Makanya yang datang wisatawan lanjut usia. Kalau yang usia muda bisanya mengunjungi Objek Wisata Kuta dan Sanur,” tambahnya.

Kariasa tetap optimis, industri pariwisata di Karangasem masih menggeliat, hingga akhir tahun 2024. Banyak pesanan kamar hotel untuk merayakan tahun baru di Karangasem. Hanya saja, katanya, gara-gara ada wisatawan Australia yang menderita demam berdarah setelah berwisata di Bali, menyebabkan pemerintah Australia mengeluarkan pernyataan untuk mempertimbangkan berwisata ke Bali.

Sebenarnya, lanjut Kariasa, adanya pernyataan pemerintah Australia agar mempertimbangkan berwisata ke Bali, itu menjadi kewenangan pemerintah pusat untuk menyikapi agar pemerintah Australia tak membuat kebijakan seperti itu.

Sedangkan pelaku pariwisata hanya kena dampak, walau wisatawan yang datang, bukan satu-satunya dari Australia.

“Akhir tahun 2024, saya optimis hunian mampu mencapai 75 persen,” harapnya. Tamparan untuk pariwisata Bali katanya, terjadi sebelumnya, versi Foddor’s Travel, Bali masuk 15 destinasi wisata untuk tidak dikunjungi tahun 2025.

Alasannya dampak dari sampah plastik, pencemaran ekosistem, dan pengembangan pariwisata tanpa perencanaan jangka panjang, sehingga berdampak merusak kebudayaan setempat, lingkungan dan industri pariwisata itu sendiri.

Di bagian lain, menurut General Manager Utama Beach Villas Candidasa, Desa Sengkidu, Kecamatan Manggis I Wayan Tama, tidak ada pengaruhnya larangan wisatawan Australia untuk datang ke Bali.

“Kunjungan stabil, tetapi yang dominan, wisatawan domestik,” jelasnya. Sebab, lanjut  Wayan Tama, bukan wisatawan Australia saja jadi andalan untuk pariwisata di Karangasem tetapi wisatawan Eropa, Amerika, Jepang, China, Taiwan, dan domestik juga berdatangan.

Bahkan wisatawan Rusia juga banyak ke Karangasem walau negaranya masih berperang. “Saya tetap optimis, industri pariwisata di Karangasem tetap eksis di tahun 2025,” jelas mantan anggota DPRD Karangasem dari Fraksi Partai Golkar.7k16
Read Entire Article