Warning: session_start(): open(/home/indonesiainfocus/public_html/src/var/sessions/sess_42db72d0d83fa20d7a638b184dc8be49, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/indonesiainfocus/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/indonesiainfocus/public_html/src/var/sessions) in /home/indonesiainfocus/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Hujan Lebat Picu Kemunculan Air Terjun Dadakan di Gunung Agung - indonesiainfocus

Hujan Lebat Picu Kemunculan Air Terjun Dadakan di Gunung Agung

2 weeks ago 5
ARTICLE AD BOX
"Derasnya debit air di atas gunung membuatnya terlihat seperti air terjun dari kejauhan," ujar Koordinator Analisa dan Prakiraan Stasiun Klimatologi Bali BBMKG Wilayah III, Made Dwi Wiratmaja, Senin (9/12/2024).  

Berdasarkan data dari Stasiun Klimatologi Bali yang berlokasi di Kabupaten Jembrana, intensitas hujan di beberapa titik pengamatan, khususnya di Rendang, Karangasem, sangat tinggi sejak awal Desember 2024.  

  • - Pos Hujan Besakih mencatat curah hujan lebih dari 50 milimeter per hari pada 1-3 Desember 2024 (kategori lebat) dan lebih dari 100 milimeter per hari pada 6 Desember 2024 (kategori sangat lebat).  
  • - Pos Pengamatan Hujan Pempatan, Rendang mencatat lebih dari 150 milimeter per hari pada 6 Desember 2024, yang masuk kategori ekstrem.  
  • - Di Singaraja, curah hujan ekstrem juga tercatat melebihi 150 milimeter per hari pada 1 dan 4 Desember 2024.  

"Tanah di sekitar Gunung Agung sudah jenuh menampung air akibat hujan dalam sepekan terakhir, sehingga air hujan mengalir sebagai runoff ke jalur-jalur sungai di gunung," tambah Wiratmaja.  

Wayan Widi Yasa, seorang pemandu pendakian Gunung Agung asal Dusun Sogra, mengungkapkan bahwa air terjun dadakan terlihat di beberapa titik, termasuk pada ketinggian 2.100 meter di atas permukaan laut (MDPL) di jalur pendakian Pasar Agung. Aliran air tersebut mengikuti jalur lahar yang biasanya kering saat musim kemarau.  

“Fenomena ini menarik secara visual, tetapi hujan lebat juga meningkatkan risiko di jalur pendakian. Jalur menjadi licin, tanah labil, dan jarak pandang terganggu,” jelas Widi, yang juga Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa Sebudi.  

Karena kondisi tersebut, empat grup pendakian, termasuk wisatawan asal Portugal, harus membatalkan rencana pendakian mereka. “Cuaca buruk dan jalur licin sangat berisiko bagi keselamatan,” katanya.  

Widi mengimbau para pendaki untuk selalu berkoordinasi dengan pemandu lokal sebelum merencanakan pendakian ke Gunung Agung. Hal ini dapat dilakukan melalui pos-pos pendakian seperti Pengubengan, Edelwis, Pasar Agung, hingga Pucang.  

"Keselamatan adalah hal utama. Pastikan cuaca dan jalur pendakian aman sebelum memulai perjalanan," pungkasnya.  

Fenomena air terjun dadakan ini menjadi salah satu bukti nyata dampak hujan lebat di kawasan pegunungan, yang meskipun mempesona, juga menuntut kewaspadaan ekstra bagi para pendaki dan pencinta alam.  *ant

Read Entire Article