Warning: session_start(): open(/home/indonesiainfocus/public_html/src/var/sessions/sess_10acb8f7c47a9efd6682acb08d4f101a, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/indonesiainfocus/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/indonesiainfocus/public_html/src/var/sessions) in /home/indonesiainfocus/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Harga Daging Babi Tembus Rp 100.000/Ekor - indonesiainfocus

Harga Daging Babi Tembus Rp 100.000/Ekor

3 weeks ago 5
ARTICLE AD BOX
Kenaikan harga ini dipicu oleh kelangkaan pasokan babi di Bali, yang terjadi akibat sejumlah faktor. Antara lain, tingginya permintaan dan masalah kesehatan yang menyerang populasi babi.

Hal itu diungkap I Ketut Jaya Ada, seorang peternak babi asal Desa Baru, Kecamatan Marga, Tabanan. Dia menjelaskan bahwa harga daging babi di pasaran telah meningkat tajam dalam sebulan terakhir. "Di kandang, harga babi hidup sekarang sudah mencapai Rp 60.000 per kilogram, sementara harga daging di pasar bisa menembus Rp 100.000 per kilogram," katanya, Kamis (5/12).

Kenaikan harga ini, kata dia, disebabkan oleh terbatasnya pasokan babi yang tersedia di Bali. Menurutnya, permintaan babi bukan hanya meningkat di Bali, tetapi juga di luar Bali, terutama di wilayah Kalimantan, Sulawesi Utara, Surabaya, dan Jakarta. Ia mengungkapkan bahwa permintaan luar Bali sangat tinggi, di mana kebutuhan babi untuk wilayah Kalimantan dan Sulawesi Utara tercatat hingga mencapai 3.800 ekor.

"Pasokan babi di Bali sekarang menipis karena banyak yang dikirim ke luar Bali. Ini kan permintaan utama di kalimantan dan Sulawesi Utara kalau tidak salah 3.800 ekor sampai Desember ini, kan ada KPS itu tanda tangan MoU. Terus dimana dicarikan babi segitu, besarin babi kan butuh waktu,” jelasnya.

Dia juga mengatakan kondisi pasokan yang menipis ini disebabkan oleh beberapa faktor lainnya. Selain tingginya permintaan, populasi babi di Bali juga terpengaruh oleh penyakit yang melanda. Ketut Jaya menyebutkan bahwa beberapa waktu lalu, banyak babi yang terinfeksi virus, yang turut mengurangi jumlah babi yang ada.

Di samping masalah penyakit, kendala lain yang memengaruhi pasokan babi adalah perubahan iklim. Ketut Jaya menjelaskan bahwa sejak Agustus 2024, cuaca yang tidak stabil menyulitkan proses perkawinan babi. "Sejak Agustus lalu, perubahan iklim membuat perkawinan babi jadi lebih sulit, sehingga pengembangbiakan babi terhambat," katanya.

Meski harga pakan untuk babi relatif aman, dengan beberapa pabrik pakan bahkan menurunkan harga, pasokan babi tetap menjadi masalah utama bagi peternak. Ketut Jaya menjelaskan bahwa di kandangnya, saat ini terdapat sekitar 250 ekor babi yang sedang dalam proses penggemukan. 

Namun, ia mengungkapkan bahwa stok babi besar sudah habis, dan panen selanjutnya baru akan dilakukan pada Januari atau Februari 2025. "Saya pasokan tidak ngirim sekarang, untuk di lokal aja kita kekurangan. Lagi tidak punya babi besar, kemarin kita sudah panen pas hari raya Galungan dan habis sudah," ujarnya.

Saat ditanya menjelang Natal dan Tahun Baru 2025, apakah diprediksi harga babi akan stabil sesuai harga sekarang ini, Ketut Jaya memperkirakan harga daging babi akan terus mengalami kenaikan.

"Menurut saya, karena permintaan kan kenceng sekarang ini dari luar, untuk babi hidup bisa Rp 60.000 lebih harganya kira-kira nanti, tergantung sekarang bagaimana mengkemasnya. Ya kalau di Bali harga Rp 60.000 sudah mahal, sedangkan di luar Bali itu harga per kilogram bisa sampai Rp 70.000-80.000 untuk yang hidup," ungkapnya.

Kenaikan harga daging babi menjelang libur Natal dan Tahun Baru ini menjadi perhatian penting, baik bagi peternak maupun konsumen. Peternak berharap agar pasokan babi dapat segera pulih dan kembali stabil, sehingga lonjakan harga dapat terkendali dan memenuhi kebutuhan pasar baik di Bali maupun di luar Bali. 7cr79
Read Entire Article