ARTICLE AD BOX
Mimpi membawa kembali Kota Pendidikan ke Singaraja, Buleleng ini salah satunya diangkat pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Buleleng nomor urut 1 Dr I Nyoman Sugawa Korry dan Dr Gede Suardana. Ini diungkapkan keduanya saat Uji Publik Calon Pemimpin Den Bukit, Sabtu (19/10/2024).
Dalam acara yang digelar Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) di Auditorium Balingkang Confucius Institute, Jalan Udayana, Singaraja itu, Sugawa-Suardana menilai Kota Pendidikan bakal mengatrol kualitas pendidikan Buleleng yang bermuara pada peningkatan kualitas SDM.
Sugawa mengklaim, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Buleleng mengalami penurunan dalam satu dekade terakhir. Begitu pula dari segi pendapatan per kapita yang merosot dan populasi penduduk miskin yang meningkat.
“Tahun 2011, IPM kita masih di posisi keempat. Tapi 2023, kita berada di posisi kelima, begitu juga dengan pendapatan per kapita. Yang paling luar biasa dari sisi kemiskinan, sekarang kita di posisi kedua, penduduk miskin terbesar,” buka Sugawa.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, IPM Buleleng tahun 2023 berada di posisi kelima dengan 74,87 poin dari sembilan kabupaten/kota di Bali. Buleleng ada di belakang Tabanan yang ada di posisi keempat setelah Denpasar, Badung, dan Gianyar.
“Profesor banyak (dari Buleleng), doktor banyak, jenderal banyak, universitas juga banyak tapi IPM kita nomor lima. Menyesakkan untuk Buleleng,” imbuh Suardana saat mendampingi Sugawa.
Untuk itu, pendidikan adalah salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan IPM. Sebab, pendidikan berpengaruh pada pengembangan SDM dan memperlebar peluang masyarakat memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak.
Kata Suardana, rata-rata lama sekolah masyarakat Buleleng itu generasi baby boomers (1946-1964) hanya sampai SD, serta generasi X (1965-1980) dan milenial (1981-1986) rata-rata sampai SMP. “Rata-rata lama sekolah kita hanya sampai 57 persen. Ini tantangan kami di Buleleng.”
Pendidikan jadi prioritas Sugawa-Suardana. Sebab, Suardana merasakan sendiri bagaimana ia diselamatkan pendidikan dari getir kehidupan. Suardana besar di panti asuhan, pernah berjualan di pasar untuk hidup. Namun, kini ia seorang doktor dan berlaga di Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Buleleng tahun 2024.
Sugawa-Suardana mengaku, bakal melibatkan guru besar Undiksha dan perguruan tinggi lain untuk menyusun grand design Singaraja Kota Pendidikan. Lantas, mengadopsi grand design itu sebagai Peraturan Daerah (Perda) agar semua lini dan sumber daya merealisasikannya karena telah diamanatkan peraturan perundang-undangan.
“Kami dengar guru di Buleleng tidak menerima insentif. Untuk itu, kami juga akan memberikan insentif kepada para guru setara dengan daerah setara Buleleng seperti Karangasem, misalnya,” tandas Sugawa.
Dalam acara yang digelar Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) di Auditorium Balingkang Confucius Institute, Jalan Udayana, Singaraja itu, Sugawa-Suardana menilai Kota Pendidikan bakal mengatrol kualitas pendidikan Buleleng yang bermuara pada peningkatan kualitas SDM.
Sugawa mengklaim, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Buleleng mengalami penurunan dalam satu dekade terakhir. Begitu pula dari segi pendapatan per kapita yang merosot dan populasi penduduk miskin yang meningkat.
“Tahun 2011, IPM kita masih di posisi keempat. Tapi 2023, kita berada di posisi kelima, begitu juga dengan pendapatan per kapita. Yang paling luar biasa dari sisi kemiskinan, sekarang kita di posisi kedua, penduduk miskin terbesar,” buka Sugawa.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, IPM Buleleng tahun 2023 berada di posisi kelima dengan 74,87 poin dari sembilan kabupaten/kota di Bali. Buleleng ada di belakang Tabanan yang ada di posisi keempat setelah Denpasar, Badung, dan Gianyar.
“Profesor banyak (dari Buleleng), doktor banyak, jenderal banyak, universitas juga banyak tapi IPM kita nomor lima. Menyesakkan untuk Buleleng,” imbuh Suardana saat mendampingi Sugawa.
Untuk itu, pendidikan adalah salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan IPM. Sebab, pendidikan berpengaruh pada pengembangan SDM dan memperlebar peluang masyarakat memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak.
Kata Suardana, rata-rata lama sekolah masyarakat Buleleng itu generasi baby boomers (1946-1964) hanya sampai SD, serta generasi X (1965-1980) dan milenial (1981-1986) rata-rata sampai SMP. “Rata-rata lama sekolah kita hanya sampai 57 persen. Ini tantangan kami di Buleleng.”
Pendidikan jadi prioritas Sugawa-Suardana. Sebab, Suardana merasakan sendiri bagaimana ia diselamatkan pendidikan dari getir kehidupan. Suardana besar di panti asuhan, pernah berjualan di pasar untuk hidup. Namun, kini ia seorang doktor dan berlaga di Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Buleleng tahun 2024.
Sugawa-Suardana mengaku, bakal melibatkan guru besar Undiksha dan perguruan tinggi lain untuk menyusun grand design Singaraja Kota Pendidikan. Lantas, mengadopsi grand design itu sebagai Peraturan Daerah (Perda) agar semua lini dan sumber daya merealisasikannya karena telah diamanatkan peraturan perundang-undangan.
“Kami dengar guru di Buleleng tidak menerima insentif. Untuk itu, kami juga akan memberikan insentif kepada para guru setara dengan daerah setara Buleleng seperti Karangasem, misalnya,” tandas Sugawa.