ARTICLE AD BOX
Kini kerja sama ini dalam penjajakan perlu waktu dua tahun untuk memulai. Kredit karbon ini adalah pengurangan, penghapusan, atau pencegahan, dan pelepasan gas rumah kaca yang terukur dan terverifikasi. Penjualan kredit karbon ini akan memanfaatkan praktik pertanian organik yang sudah mulai diterapkan oleh petani Jatiluwih dengan luas lahan sawah 200-300 hektare.
Manager DTW Jatiluwih I Ketut Purna menegaskan rancangan yang dilakukan ini bagian dari mengarahkan pertanian Jatiluwih yang ramah lingkungan. Sebab persiapan itu telah dilakukan pemberian subsidi pupuk organik yang sudah mencapai 50 persen dari kebutuhan petani. "Mudah-mudahan rancangan ini bisa diterapkan. Kita perlu waktu dua tahun untuk memulai," tegasnya.
Selain itu, tegas dia, kredit karbon juga bisa memberikan peluang petani mendapat pemasukan tambahan. Sebab sesuai kalkulasi awal, satu hektar lahan organik dapat menghasilkan empat kredit karbon, dengan masing-masing kredit bernilai antara Rp1,5 hingga Rp 2 juta. "Jika terlaksana, potensi ini dapat memberi penghasilan tambahan yang signifikan bagi petani, mencapai miliaran rupiah hanya dari penjualan kredit karbon," tuturnya.
Meski proses ini masih dijajaki dan memerlukan waktu sekitar dua tahun, Purna berharap upaya ini bisa membawa manfaat ekonomi berkelanjutan bagi petani setempat.
"Rencana ini diharapkan mulai terlihat hasilnya seiring penanaman kembali di Januari mendatang, dengan harapan dalam dua tahun ke depan, semua petani di Jatiluwih dapat menerapkan metode organik sepenuhnya," tegas Purna.7des