ARTICLE AD BOX
Penanaman menghabiskan bibit 40 kilogram bantuan dari BSIP (Balai Standarisasi Instrumen Pertanian) Provinsi Bali. Padi akan berproduksi setelah berumur 6 bulan, dengan tinggi 1,5 meter. Kadis Pertanian Pangan dan Perikanan I Nyoman Siki Ngurah mengharapkan agar pemenuhan kebutuhan bahan upakara khusus padi gaga untuk Desa Adat Tenganan Pagringsingan, tanpa esulitan.
Hadir pada acara itu, perwakilan Balai Standarisasi Instrumen Pertanian Provinsi Bali I Made Sugianyar, Bendesa Adat Tenganan Pagringsingan I Putu Yudiana, prajuru I Putu Wiadnyana, Kelian Subak Abian Amertha Giri I Wayan Gunantara, Kadis Pertanian Pangan dan Perikanan I Nyoman Siki Ngurah, Kabid Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan I Putu Suwata Berata dan warga subak.
“Selama ini krama Desa Adat Tenganan Pagringsingan kesulitan mendapatkan padi gaga lokal untuk keperluan upakara, makanya BSIP beri bantuan bibit, untuk dikembangkan di lahan 1 hektare,” jelas Siki Ngurah.
Itulah sebabnya, kata dia, warga masyarakat khususnya dari Subak Abian Amertha Giri, antusias membantu penanamannya tuntas dalam satu hari, karena lahan telah tersedia dan telah diratakan. Penanaman padi gaga kata Siki Ngurah, mulai dilakukan Desember ini, karena hujan mulai turun. Di Subak Abian Amertha Giri, tanahnya subur, kondisinya basah, sehingga optimis padi gaga tumbuh subur dan mampu memproduksi lebih banyak dari biasanya.
Sebelum bertanam padi gaga, terlebih dahulu krama Subak Abian Amertha Giri, melaksanakan persembahyangan di lokasi penanaman padi gaga. Padi jenis ini juga telah ditanam di lahan 3 hektare, yakni jenis varietas luhur di ketinggian 700 meter dari permukaan laut, lokasinya di Kelompok Tani Dharma Kerti, Banjar Belatung, Desa Menanga, Kecamatan Rendang, menghabiskan bibit 120 kilogram.
Prajuru Desa Adat Tenganan Pagringsingan Putu Wiadnyana mengakui selama ini kesulitan mendapatkan padi gaga, untuk keperluan upakara, hingga membeli ke luar Karangasem. Sebab, krama di Desa Adat Tenganan Pagringsingan, tidak lagi ada yang menanam jenis padi itu.
Syukurnya katanya, ada bantuan dari Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan, berupa demplot tanam padi gaga satu hektare untuk keperluan upakara. Jenis upacara yang memerlukan, padi gaga, adalah upacara tanggung-tanggungan, Sasih Kadasa. “Upacara itu dilaksanakan setiap Oktober, ditandai krama laki-laki memikul padi gaga untuk keperluan upakara,” katanya.
Berharap agar penanaman padi gaga lokal itu, berkelanjutan, sehingga tidak sulit lagi mendapatkan padi gaga lokal, untuk keperluan upakara. Diperkirakan, padi gaga itu, akan panen, Mei tahun 2025.7k16