ARTICLE AD BOX
Bapanas telah menyiapkan skema untuk menjaga harga. “Kondisi cabai nasional hari ini ada oversupply, karena ada panen raya serentak, misalnya seperti di Jatim. Kami di Badan Pangan Nasional telah siapkan skema mobilisasi pangan ke daerah-daerah yang masih alami harga cabai tinggi,” kata Arief dalam siaran pers, Selasa (15/10) dilansir kompas.com.
“Selain itu, kami juga akan dorong kepada kementerian/lembaga agar para ASN-nya bantu serap dengan berbelanja cabai langsung dari produsen,” ujar Arief.
Dari informasi yang dihimpun dalam ‘Rakor Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasokan (SPHP) Cabai’, terdapat tiga daerah sentra cabai yang sedang panen raya. Total panennya bisa mencapai 200 ton per hari.
“Ketiga daerah ini merupakan penyumbang pasokan cabai merah besar hingga 50 persen ke pasaran,” ujar Arief.
Ketiga daerah tersebut antara lain Banyuwangi yang kisaran panen cabainya dapat mencapai 100 ton per hari. Lalu, Jember dan Probolinggo yang masing-masing dapat menghasilkan cabai 50 ton per hari.
Arief mengatakan, mobilisasi dilakukan agar stok pangan yang melimpah di daerah sentra produsen dapat dialihkan ke daerah yang mengalami defisit stok atau harga sedang meninggi.
Sebelumnya Sampai minggu pertama Oktober 2024, realisasi Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) khusus cabai, totalnya telah mencapai 36.840 kilogram, yang terdiri dari Cabai Merah Keriting (CMK) 31.686 kilogram dan Cabai Rawit Merah (CRM) 5.154 kilogram.
“Capaian FDP cabai tahun 2024 mengalami peningkatan tajam sampai 66,8 persen jika dibandingkan FDP tahun sebelumnya,” kata Arief.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, cabai termasuk komoditas sayuran yang jadi penyumbang produksi terbesar pada 2023, yakni cabai besar sebesar 10,64 persen, cabai rawit 10,31 persen, dan cabai keriting 7,94 persen.7